Lullaby : February 2012

My Picture

I'm short girl who has short hair and glasses. I'm fourteen going on fifteen years old. I live at small city in Indonesia. I love reading, eating, and ice cream. Leave a greeting in my chat box. Simple, unique, and weird.

More about me»

Mungkin hari  ini hari dimana aku tidak dihargai, malam hari aku menyiapkan cameraku bahkan melarang ayahku untuk memakainya malam itu hanya untuk hari besok, hari dimana aku bersama teman-teman kelompokku akan mengambil foto untuk tugas tata boga.

                Tadi pagi aku berangkat sekolah dengan sepeda hijauku. Aku sengaja bersepeda karena beberapa kali ini ibuku selalu mengeluh karna harus mengantar jemputku. Aku tidak tega melihat wajahnya yang lelah ketika berkeluh kesah. Ayahku sudah pagi-pagi sekali berangkat ke Surabaya untuk bimbingan proyek yang akan dilaksanakannya dengan ayahku sebagai pengawas lapangan. Aku sarapan humberger yang dibelikan ayahku kemarin. Dengan memakan humberger ini aku merasa seakan-akan aku harap aku juga akan mempunyai semangat yang selalu dimiliki ayahku setiap hari. Tenaga yang gesit seperti kuda seperti tiap ia mengontrol anak buahnya dengan penuh wibawa.

                Aku sampai disekolah dengan baju basah kuyup. Aku tak menyangka hujan akan turun ditengah perjalananku menuju sekolah. Kepalaku terasa pening dan kakiku terasa nyeri akibat kecerobohanku tertatap pinggiran kasurku kemarin. Disekolah anak-anak sibuk belajar matematika, aku tidak sempat belajar karena aku ceroboh dengan meninggalkan buku matematikaku di loker sekolah. Untuk berkonsentrasi memahami rumus-rumus pun butuh kekuatan ekstra akibat rasa pusingku dikepala. Sempat aku merasa tak yakin untuk mengerjakan ulangan matematika hari ini tanpa remidi.

                Bel berbunyi tanda masuk dan disinilah tantangan akan dimulai. Mengerjakan soal matematika dengan rasa pusing yang seakan membuat kepalaku bisa meledak. Sempat aku berpikir apakah aku salah makan? Kenapa humberger ini tidak bisa menyalurkan energy kepadaku seperti semangat ayahku? Apa aku terlalu lelah karena kurang tidur akhir-akhir ini? Pertanyaanku semakin memperparah keadaanku. Kulihat guruku masuk dengan kepala tegap dan ekspresinya seakan mengatakan aku datang dengan membawa soal yang bisa mencabik-cabikmu seperti aligator. Oh, tidak kepalaku semakin terasa sakit.

                Semua anak mengerjakan ulangan dengan hening. Keheningan yang akan membuat guru-guru yang pernah mengajar dikelasku keheranan. Bukan karena kelas kami sering ribut, kelas kami adalah kelas para siswa yang aktiv dan cerdas. Sebagaimana halnya anak-anak cerdas pada umumnya yang gak bakal betah untuk duduk diam dan mendengarkan guru menerangkan hal yang sudah kami pelajari sebelumnya entah di rumah, di les, membaca dari buku, dll. Ketika aku membaca soal aku gak tau bagaimana rumusnya, aku ingat sekali bahwa guruku pernah memberikan catatan ini. Dan aku pun mngerjakan dengan ingatanku seadanya dan berharap jawabanku ini betul walaupun hanya caranya saja, masalah hasil akhir aku angkat tangan deh. Jika Tata (teman sebangkuku) membaca ini pasti dia hanya tertawa dan berkata “Emang tiap ada ulangan kamu pernah belajar ya, cha?”

                Ajaib sekali aku mengerjakan ulangan matematika ini  lumayan cepat. Bahkan banyak anak yang belum selesai, bukannya aku berlagak sombong. Tapi, beneran deh seakan-akan dunia disekelilingku menghilang dan yang ada hanya aku dan soal matematika dihadapanku. Sebelum aku mengumpulkannya aku pun berdoa semoga jawabanku ini adalah jawabn yang tepat. AMIN.

                Pernahkah kalian ketahui bahwa pelajaran bahasa Jawa selalu membuatku mengantuk. Tak terhitung sudah berapa kali aku menguap. Bahkan selama tiga menit aku tertidur pulas hingga teman sebangkuku menepuk bahuku untuk membangunkanku. Untungnya guruku tak menyadari tindakan itu. Walaupun sudah dibangunkan mataku masih terasa berat. Seakan ada beban 1 ton yang membuat mataku ingin selalu menutup.

                Siang hari ini diisi dengan cuaca mendung. Semendung diriku. Hujan pun menambah point bahwa suasana hatiku bertambah mendung. Aku kelabakan mencari cara agar cameraku tidak basah. Kelompokku dengan entengnya mengingkari perkataan mereka sendiri. Mereka membatalkan pengambilan foto belanja. Aku hanya dapat merutuk dalam hati saja. Kemarin malam aku pun melarang ayahku menggunakannya dengan alasan sedang aku charge untuk besok mengerjakan tugas. Sebenarnya aku tak tega menolak keinginan ayahku untuk menggunakannya pada acara malam itu. Dimana ayahku akan tampil menyayi. Dan aku bodoh karena telah melarang keinginannya mengabadikan momen itu.

                Sampai dirumah kesialanku tidak berakhir. Ibuku tidak menggubrisku ketika aku masuk rumah dengan mengucapkan salam. Ibuku sedang asyik bertelepon dengan keluarganya diluar kota, yang sebenarnya dilakukan ibuku setiap hari. Disaat aku sedang berganti baju kakiku tertatap pinggiran meja. Tepat dilukaku. Aku mengerang menahan teriakanku agar tidak mengganggu ibuku. Aku menunggu ibuku selesai berteleponan sekitar 15 menit. Ketika diperjalanan pulang tadi aku sudah mengandai-andai makanan yang sedap buatan ibuku akan tersedia di dapur, aku pun rela tidak jajan disekolah agar ibuku senang bisa melihatku makan lahap hasil masakannya. Namun, apa yang kutemui disini? Hanya mangkuk-mangkuk kosong dan tempat nasi yang kosong. Ibuku bilang bahwa hari ini dia tidak masak karena dia tidak akan khawatir ayahku akan marah. Aku tidak bisa menampakkan wajah kecewa didepannya. Ibuku sempat menawariku untuk beli makanan sendiri diluar. Aku menolaknya, rasa makanan diluar sungguh berbeda dengan masakan ibuku. Dan ibuku melanjutkan kegiatan meneleponnya lagi. Oh, aku harus puas dengan meneguk air putih saja.

                Didalam kamar aku hanya bisa mengkhayal seandainya ayahku ada dirumah ibuku pasti akan memasak masakan yang lezat. Seandainya kakakku pulang aku tidak akan menemukan mangkuk dan tempat nasi didapurku dalam keadaan kosong. Seandainya seluruh keluargaku lengkap dirumah aku tidak akan hanya puas dengan meneguk segelas air saja. Dan dengan itu aku pun harus sabar dengan segala kejadian hari ini.

                Hal ini mengingatkanku akan anak-anak yang terlantar dijalanan. Bagaimana nasib mereka? Apakah nasib mereka lebih parah? Bagaimana bisa mereka kuat dengan semua ini? Aku tidak bisa membayangkan seandainya setiap hari aku harus menahan ini semua. Aku pasti akan menghargai setiap butir nasi di piringku. Menghargai semua fasilitas yang diberikan kedua orangtuaku, ini membuatku tampak dimanja.
Hey, I'm back!!!!!
Oke, kali ini aku akan memposting tentang golongan darah kalian... Lihat-lihat yukk...!!!!

Yahh... kalau lagi janjian itu si Golongan darah O bakal ngaret....


Dan parahnya thu si golongan darah B, mereka itu sungguh moody... Jadi jangan kaget ya..!!



Nah, kalau masalah pendapat tipe golongan darah A, O, AB bisa menyimpan pendapat mereka di dalam pikiran saja...
Namun, untuk golongan darah B mereka terlalu blak-blakkan..



Kalau masalah mematuhi perintah lain lagi kasusnya...

Kalau dilihat-lihat golongan darah AB nyebelin banget ya..



Ohohoho... Entah mengapa golongan darah A selalu taat perintah...




Dan intinya golongan darah O itu gak bisa diem ditempat!! :)




Masalah ngerumpi si golongan darah A ada aja yang diomongin... Lain dengan golongan darah AB, mereka tidak terlalu peduli.



Jika diperintah golongan darah sungguh taat... Golongan darah O selalu saja mengulur-ulur waktu..


Kalau cara berpikir, si golongan darah AB pasti paling sulit ditebak..




So, dari cuplikan diatas... Bagaimanakah perilakumu?? Apakah benar seperti pada kartun diatas??
Pernah gak sih kalian membenci orang lain, tapi lama kelamaan orang itu malah jadi deket sama kalian?

Yah, masalah ini sering terjadi padaku. Aku pernah beberapa kali merasa jengkel, benci, bete, bahkan menjauh. Tapi, beberapa bulan atau tahun kemudian aku pun menjadi teman dekatnya. Aneh kan? Entah mengapa aku gak pernah bisa punya musuh lama-lama. *jangan sampe deh punya musuh*

Hal sebaliknya pun juga kualami. Orang yang dulunya sangat akrab denganku bahkan dekat sekali, menjadi orang yang kujauhi. Bahkan menjadi musuh  paling menakutkan. Dia tahu apa yang kutakuti. Dengan itu jatuhlah aku dengan mudahnya.

Semenjak itulah aku memahami apa yang terjadi. Gak selamanya orang terdekatmu itu akan selalu baik padamu. Orang terdekatmu itu adalah musuh utama.

Dulu aku selalu mempercayai istilah sahabat yang setia kawan. Namun, itu terhapus begitu saja. Aku memang tetap mempunyai sahabat, tapi aku tidak sepenuhnya terbuka pada mereka. Tapi, sahabat tetaplah sahabat. Aku tetap memperlakukan mereka lebih dari teman. 

Hidup tanpa musuh itu bagaikan masakan tanpa garam. Terasa hambar begitu saja. Tidak ada persaingan, tidak ada kompetisi, tidak ada adrenalin, tidak ada rintangan, dll.  

Dengan musuh aku dapat mengetahui kelemahanku. Kenapa? Karena aku tahu mereka pasti mencari celah kelemahanku untuk menjatuhkanku begitu saja. Dengan begitu aku akan berusaha bangkit dan mencoba menutupi kelemahanku. Tentu saja kita tidak akan menghapuskan kekurangan kita begitu saja. Karena manusia itu tidak ada yang sempurna, tapi berusahalah kita untuk menjadi yang terbaik. 

Well, lebih baik kita tidak memanggil orang yang kita benci sebagai MUSUH, anggap dan sebutlah ia sebagai SAINGAN. Dengan begitu kita dapat bersaing untuk saling menjadi yang terbaik.


Sun Tzu - The art of war.
"If you know the enemy and know yourself, you need not fear the result of a hundred battles. If you know yourself but not the enemy, for every victory gained you will also suffer a defeat. If you know neither the enemy nor yourself, you will succumb in every battle."

Well, it's meant you have to know what your enemy, learn what your enemy think. But, you've to know about yourself, too. Use your ability and your talents to fight them.







Ah, You;ve to keep your friends. They can help you a lot. But, you've more to keep you enemies closer, they can hit you in he back. You've to awake to control the situation.
Keliatannya nih pada gencar bikin Blog deh... Temenku si Uli dan Unon udah pada bikin blog baru. Blog mereka gak kalah seru lhoo... 
Kunjungi blog seru mereka!!!
Komentar yang paling aku benci terngiang lagi dipikiranku. Selalu kalimat itu, itu, dan itu lagi!

"KAMU ITU SEBENERNYA PINTAR, SAYANGNYA KAMU MALES AJA"

Komentar ini diucapkan ayahku ketika aku masih SD, kelas 4. Aku lagi gak bisa konsen sama materi Matematika yang bikin frustasi di jaman itu. Apalagi besok udah Ulangan Akhir Semester untuk mapel. Yang aku lakuin cuman mondar mandir, duduk, berdiri, bangun, tidur, jungkir, balik, nungging, jongkok, tetep gak bisa konsen dan materi satu pun gak ada yang masuk. Tapi, dengan semangat '45 aku tetep mantengin thu buku Matematika yang udah aku coret-coret gambar kucing, kupu-kupu, bunga, pohon, dll *emang loe kira ini buku gambar apa?* Tapi, sumpeh dua jari deh, buku mapel SD terutama matematika pasti aku gambarin. Yaahhh.... memprihatinkan aja kalau thu buku isinya angka-angka doang. Kalo dilihat kan kurang berseni gitu.. hhehe

Well, udah putus asa banget sama Matematika aku hanya pasrah. Pokoknya aku udah berusaha belajar matematika dengan niat. Subuh-subuh gtiu aku bangun buat belajar matematika lagi. Mending lah dari pada kemarin, materi ada beberapa yang masuk. Sampe ortuku heran, kesambet apa lagi nih anaknya subuh gini udah bangun. Belajar matematika lagi, mengakhawatirkan sekali buat anak yang gak pernah belajar! Ayahku bilang "Rajin amat anakku yang satu ini, subuh gini udah belajar" yang kubalas hanya dengan cengiran aja.

Seminggu sudah Ulanganku akhirnya berakhir. Tinggal nunggu hasilnya aja. Gara-gara ulangan, penyakit mag ku kambuh. Aku gak bisa masuk sekolah hari itu. Tapi, siangnya guruku datang kerumah. Waktu itu aku masih tidur, tapi masih denger sedikit-sedikitlah apa yang dibicarain.

"Bu, hasil ulangannya ocha bagus-bagus. Bahkan ada beberapa yang nilainya 100"
"Wah, masa sih bu? Padahal dirumah jarang belajar. Cuman matematika aja yang waktu itu belajar rajin" aku diem-diem nyengir
"Lha ini, Matematika, IPS, B.Indonesia... dapet nialai 100. Padahal sering saya terangin thu anaknya rame sendiri" Hadeh... kalau yang itu mah kok pake diomongin segala sihh... Bisa mampus deh nanti kalo udah kedengeran ayahku.

Sorenya ayahku cuman senyam-senyum sendiri liat hasil ulangan matematikaku. "Nah, kamu thu lho ya ca... Kalo kamu mau pasti bisa, sayangnya kamu thu kebanyakan malesnya" heeeeehh!! males langsung deh aku dengerinnya...

Gak hanya itu, waktu tes RSBI SMP masa-masa yang paling bikin perut senep. Pertama-tama sih pesimis banget, aku gak yakin bakal keterima kalo liat sainganku dari SD maju semua. Ternyata aku lolos, ayahku bilang gitu lagi "Kamu thu jangan males-malesan gitu, liat deh kalo kamu rajin kamu pasti keterima kan?" Komentar itu lagi...

Belum lama ini si Tata komentar gitu lagi...
Waktu itu aku nunjukin hasil batik karyaku yang semalem suntuk aku buat kayak orang gila. Masa 1 jam gitu aku cuman bisa mantengin thu buku gambar yang masih melompong. Dan selanjutnya aku ngerjain kayak orang kesetanan selama 3 jam. Entah mengapa ide-ideku datangnya gerudukan. Jadi bingung mau pilih yang mana.. hanya dengan mengandalkan imajinasi seorang pembaca novel yang juga gemar nonton film kartun anak-anak. Si Tata komentar "Gini nih, kalo penyakit rajinnya kumat" Jedeerrr!! Langsung keinget sewaktu pelajaran kita berdua pada pusing sama soal-soalnya. Cuman aku niat banget sampe-sampe buku pelajaran yang isinya tulisan-tulisan doang aku baca dari awal sampe ujung-ujungnya segala. Dan hasilnya kami selesai juga..! Dengan entengnya si Tata yang dari tadi gak bantu mikir sama sekali bilang "Oca, sebenernya kamu thu pinter lho, tapi kalo aku lihat kamu thu sering males aja.."Nggiiiiiingggg!!!! Kupingku serasa keluar asepnya... Komentar itu lagi keluar dari mulut Tata,

Entah mengapa komentar itu kerasa kayak menjatuhkan derajatku. Kalo aku pinter ya udah sebut saja aku pinter! Gak usah dibikin kalimat kayak itu.
Tapi, kadang kala kalimat itu makin memotivasi hatiku. Ketika aku malas, kalimat itu datang ke pikiranku. Akhirnya aku jadi semangat lagi. Begitulah seterusnya...

Don't get close to me, but do not go far away.

FemInd Bloggers

Chat With Me

Search This Blog

Follow Me