Lullaby : September 2011

My Picture

I'm short girl who has short hair and glasses. I'm fourteen going on fifteen years old. I live at small city in Indonesia. I love reading, eating, and ice cream. Leave a greeting in my chat box. Simple, unique, and weird.

More about me»

Ok, I miss you blog...!!! Lama gak posting karena gak punya inspirasi dan waktu untuk diceritain. Dan seseorang memberiku sebuah inspirasi. Walaupun kejadiannya udah agak-agak lupa. Tanpa ba bi bu lagi langsung aja deh...

Seorang cowok mengirimiku sebuah pesan. Seperti kebanyakan pesan yang aku terima, yang kebanyakan isinya memintaku untuk berkenalan. Sering banget berpikir untuk apa aku perlu berkenalan? Kalau mereka punya nomorku otomatis juga mereka kenal denganku. Tapi, cowok ini beda. Bahasa yang ia gunakan pun beda dari cowok kebanyakan. Oh, ya... Kenapa aku tau kalau dia cowok? Karena salah satu teman sekelasku sudah memberi tahuku bahwa salah satu cowok dari kelas lain meminta nomorku. Sempat aku memintanya untuk merahasiakan nomorku dari cowok itu. Tapi, entah bagaimana caranya dan lewat siapa.. cowok itu pun berhasil mendapatkan nomorku. Temanku yang tadi memberi tahuku pun mengirimiku sms dan bilang bahwa cowok itu sudah mendapatkan nomorku dari ketua kelasku. Aku pun langsung berpikir bahwa cowok ini sungguh mempunyai banyak teman dari kelasku, mungkin tidak hanya dari kelasku pasti dari berbagai kelas. Aku pun penasaran dengan cowok itu dan akan sabar menunggu pesan darinya.

Sore itu aku pergi ke supermarket dengan ibuku. Aku mencari bahan untuk Tata Boga hari besok. Aku berbelanja sendiri karena ibuku lebih tertarik melihat-lihat baju di lantai atas. Dan nada twinkle-twinkle little star dari Hand phoneku pun berbunyi ketika aku mimilih bahan. Karena suaranya cukup keras, banyak orang yang menoleh melihatku. Entah karena suaranya yang keras atau nada deringnya yang cocok untuk anak kecil? Aku tersenyum melihat pesan itu. Inilah pesan yang kutunggu-tunggu, pesan dari cowok itu. Aku cemberut melihat pesan itu. Pesan itu mengajakku berkenalan. Dalam hati aku menggerutu kesal "Kenapa sih banyak cowok yang berbasa basi mengajak kenalan saat pertama sms aku? Kenapa gak tanya yang lain aja?" Saat akan membalas pesan itu terbesit ide untuk menjailinya dengan kata-kata judes dan cuek. Ahh.... bahasa gaulnya sih sok jual mahal. Saat berkirim pesan dengannya menggunakan kata-kata judes dan cuek, aku menjelajahi situs jejaringan sosial dan mencari identitasnya lewat Hand Phone. Aku kaget melihat Fotonya. Cowok ini.... sebelumnya aku selalu mengira cowok ini adalah kakak kelasku. Ternyata dia setingkat denganku. Setelah beberapa kali berkirim pesan dan tentunya aku masih menggunakan kata-kata judes dan cuek dia sempat terbawa emosi. Aku senang berhasil membuatnya emosi. Dan aku pun menyadarinya... cowok ini sungguh menyenangkan walau pun sudah kubuat dia emosi. Aku ingin membuatnya benar-benar jengkel.. Aku ingin melihat bagaimana reaksinya ketika aku bersikap cuek dan tidak membalas pesannya. Sesudah berbelanja aku pun segera pulang. Aku beberapa kali mendengar bunyi Hand Phoneku. Aku tidak bisa membuka Hand Phoneku sekarang karena aku mambawa barang-barang belanjaan.

Sampai dirumah aku baru bisa mengecek Hand Phoneku. Beberapa pesan dari teman-temanku. Dan beberapa lagi dari dia.... Ahh... tentunya masa jailku untuk tetap cuek kepadanya masih berlaku. Aku ingin melihat reaksinya beberapa hari lagi...

Beberapa hari kemudian...

Aku menanti pesan darinya. Tapi, tidak ada satu pun darinya.. Apakah aku membuatnya marah? Apakah aku menyinggung perasaannya dengan kelakuan itu? Aku pernah bersimpangan dengannya... Dan dia terlihat tidak respect. Aku pun tidak menceritakan perasaan ini kepada siapa pun. Oh, No... aku menyinggung perasaannya... Tapi, masa dia tersinggung? Tidak mungkin.. Dia anak yang menyenangkan... Aku akan tunggu pesannya lagi...

Beberapa bulan kemudian....

Sial! Dia pasti benar-benar tersinggung dengan perlakuanku. Aku terus menunggu pesan darinya. Tapi, tidak ada satu pesan pun darinya. Aku harus meminta maaf kepadanya... Aku harus menceritakan bahwa aku hanya berniat menjailinya dan bercanda saja dengan kata-kata jutekku. Tapi, aku gak berani kirim pesan langsung kepadanya.

Disaat aku berpikir pun teman sekelasku mengirimiku pesan. Kami saling berkirim pesan dan lama kelamaan perbincangan ini menghubung ke dia. Aku tau ini waktu yang tepat untuk mimanta temanku menyampaikan pesan kepadanya untuk meminta maaf atas semua perlakuanku kepadanya. Syukurlah... temanku mau menyampaikannya. Aku lega,...

Keesokan harinya...

Saat berlatih tari bersama teman-teman, aku merasakan getaran di sakuku, tempatku mengantongi HandPhoneku. Karena lelah dan pusing aku mengambil HandPhoneku dengan kasar dan membacanya. Aku pun tersenyum. Ahh... anak ini akhirnya mengirimiku pesan juga... Sempat canggung sih saat awal-awal. Setelah berbasa-basi kami pun tidak canggung lagi. Dan mulai sekarang aku gak akan menjailinya sekejam itu lagi...


Oke, inilah cerita yang aku ingat. Jadi amanatnya yaitu Jangan Sok Jual Mahal.... hehehehe... Gak mutu amat amanatnya ya.... Tapi, begitulah intinya...

Don't get close to me, but do not go far away.

FemInd Bloggers

Chat With Me

Search This Blog

Follow Me