Lullaby : Gigiku Sayang

My Picture

I'm short girl who has short hair and glasses. I'm fourteen going on fifteen years old. I live at small city in Indonesia. I love reading, eating, and ice cream. Leave a greeting in my chat box. Simple, unique, and weird.

More about me»

Halo..! Aku kembali untuk nge-blog dan aku akan ceritain tentang penyabutan gigiku yang amat sangat mengerikan *menurutku*

Saat sore sekitar jan setengah enam sore aku berencana berangkat ke dokter gigi dengan percaya diri karena sebelumnya ibuku mengatakan bahwa sebelum dicabut aku akan disuntik untuk dibius terlebih dahulu dan rasanya tidak begitu sakit hanya seperti digigit semut saja *aku lupa rasanya digigit semut*. Dan bodohnya aku percaya saja dengan hal itu. Sesampainya disana kami langsung dilayani karena masih sepi. Ayahku berbincang-bincang sejenak dengan dokternya sedangkan aku disuruh bersiap-siap. Ok, i'm ready..

Disana dokter mengecek gigiku terlebih dahulu. Aku disuruh kumur dan................................... dokter mengambil suntikan untuk membius gigiku *siap-siap kabur*. Aku hanya bisa pasrah saja melihat itu, sumpah perasanku takut banget. Dokter mendekatiku sambil membuka suntikannya. Terlihat jarum suntikan kecil itu dengan efek cahaya lampu yang membuat mataku silau. Dan yak mulutku terbuka dan suntik itu dengan lancar masuk mulutku dan menembus gusiku. Huwaaa..... waktu ditusuk sih gak terasa tapi waktu obatnya dikeluarkan sumpah sakit. Hampir nangis tapi selalu saja saat-saat gini dibutuhkan enggak bisa keluar. Dan ternyata enggak satu kali tapi dua kali. Gusi belakang dan gusi depan, hadeh.. waktu gusi yang belakang rasanya lebih parah sakitnya. Aku dibiarkan beberapa menit, mungkin biar obatnya bereaksi. Dan rasanya mulutku seperti menggembung. Sebelum gigiku dicabut gigiku dicetak terlebih dahulu. Dan sesi pencabutan adalah sesi yang menyeramkan bagiku, walaupun saat dicabut enggak terasa apa-apa. Aku disuruh membuka mulutku dan seseorang wanita yang sepertinya asistennya memegangi kepalaku dan yak dokter tersebut menarik-narik gigiku seperti akan mencabut paku yang menempel pada sebuah tembok yang tebal. Dan penderitaanku enggak berakhir. Aku sudah boleh pulang awalnya sih aku senang karena bisa terbebas dari itu. Ternyata beberapa menit sampai dirumah, rasanya nyeri banget. Ya udah aku tinggal tidur dengan rasa nyeri.
0 komentar:

Don't get close to me, but do not go far away.

FemInd Bloggers

Chat With Me

Search This Blog

Follow Me